Friday, February 6, 2009

Mengenal Osteoporosis


Mengenal Osteoporosis
Oleh : Dede Farhan Aulawi

Sahabat...
Kita mungkin sering mendengar istilah Osteoporosis. Iklan di TV pun sering
menayangkan sebuah produk untuk mencegah penyakit ini. Tapi mungkin ada di
antara kita yang belum mengenal Osteoporosis atau keropos tulang ini. Oleh
karena itu saya mencoba membuat sebuah tulisan sederhana mengenai hal ini,
yang saya sarikan dari beberapa sumber para ahli gizi. Semoga memberikan
manfaat bagi yang membutuhkannya.

Osteoporosis adalah penyakit kronik yang ditandai dengan rendahnya masa
tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah retak, bahkan patah.
Gejala penyakit ini tidak jelas, sehingga seringkali penderitanya baru
mengetahui ketika sudah parah.

Osteoporosis dapat terjadi pada wanita maupun pria. Data saat ini
menunjukkan bahwa 80% terjadi pada wanita. Hal ini terjadi karena wanita
mengalami hilangnya masa tulang puncak lebih rendah dibandingkan pria, di
samping itu fitrahnya wanita adalah hamil dan menyusui yang sangat
menyedot
persediaan bahan-bahan tulang untuk janin dan bayinya. Juga wanita
mengalami hilangnya masa tulang yang cepat pada tahun-tahun pertama
menopause. Pada masa menopause dan post menopause, produksi hormon
estrogen menurun, mengakibatkan kehilangan bahan-bahan tulang sehingga
terjadi osteoporosis.

Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, meningkat pula golongan usia
lanjut di Indonesia. Diperkirakan kejadian osteoporosis dan kaitannya
dengan patah tulang akan meningkat sehingga bisa menjadi masalah kesehatan
yang cukup serius.

Gejala osteoporosis
Wanita dengan gejala osteoporosis mulai memiliki masalah seperti:
- Nyeri tulang dan sendi
- Patah tulang
- Perubahan bentuk tulang
Wanita yang semula berbadan tegap, semakin bertambah umur kerangka tulang
pun memendek dan bengkok. Itu akibat mikro fraktur ditrabeculae tulang dan
proses degeneratif.

Mendeteksi osteoporosis

Uji kepadatan tulang (Bone Densisty Testing/BDT)merupakan uji yang paling
sering digunakan untuk mengetahui apakah seseorang terkena osteoporosis
atau
tidak. Pengukuran dipusatkan pada tulang belakang, pinggul, pergelangan
tangan kaki atau jari tangan. Alat untuk mengukur masa tulang (BDT)
disebut
densinometri. Alat yang dilengkapi sinar X ini mendeteksi masa tulang
terutama di bagian pinggul, panggul, tangan dan kaki.

1. DXA (Dual Energy X- Ray Absortiometry), mengukur tulang belakang,
pinggang atau seluruh tubuh.
2. PDXA (Peripheral Dual Energy X- Ray Absorptiometry)mengukur pergelangan
tangan, tumit atau jari-jari.
3. QCT (Quantitative Computerized Tomography) sama dengan DXA.

Ultrasonometry menggunakan gelombang suara untuk mengukur kepadatan tumit,
tulang kering dan tempurung lutut.

Jika hasil print out komputer yang dihubungkan dengan densinometri
menunjukkan:
- angka -1, tidak perlu pengobatan
- angka -1 sampai -2,5 perlu melakukan pencegahan
- angka -2,5 osteoporosis, perlu penanganan.

Faktor-faktor pemicu osteoporosis :
1. Mengalami fraktur di atas 50 tahun.
2. Memiliki masa tulang yang rendah
3. Memiliki kerabat dengan riwayat osteoporosis
4. Berkelamin wanita (proporsi lebih besar)
5. Memiliki ukuran tulang yang kecil
6. Kurang hormon estrogen, terutama setelah menopause
7. Penderita anoreksia nervousa
8. Rendah asupan kalsium
9. Mengonsumsi obat yang mengandung kortikosteroid
10. Rendah kadar testosteron (pada pria)
11. Kurang olah raga dan aktivitas
12. Merokok dan mengkonsumsi alkohol.

Kiat mencegah osteoporosis

Pencegahan osteoporosis harus dilakukan sejak dini sampai usia dewasa
muda, agar mencapai kondisi puncak masa tulang (Peak bone mass). Bila
tercapai kondisi puncak masa tulang pada usia dewasa muda, kemungkinan
terjadi osteoporosis pada usia lanjut akan kecil. Umumnya, kondisi puncak
masa tulang dicapai pada usia 16-40 tahun. Kemudian terjadi peningkatan
turn over tulang yang menimbulkan berkurangnya masa tulang secara
bertahap antara 2-3 persen dalam setahun. Kecepatan turn over tulang akan
turun kembali setelah 10 tahun pasca menopause atau sekira usia 65 tahun.

Untuk mencegah osteoporosis, perhatikanlah faktor-faktor penting yang
menentukan puncak masa tulang, yaitu:
1. Nutrisi yang seimbang, yaitu makanan yang dikonsumsi sesuai dengan
kebutuhan tubuh, secara kuantitas maupun kualitasnya.
2. Hindari minuman yang beralkohol dan merokok serta batasi minum kopi.
3. Kegiatan fisik dan olah raga teratur

Bagi mereka yang sudah terkena osteoporosis harus melakukan olah raga
tanpa beban. Terutama di daerah rawan keropos tulang, yaitu di daerah
tulang rawan
bagian belakang, bagian pinggul, tulang paha, pergelangan kaki dan tangan.
Jadi gerakan melompat tidak dianjurkan bagi penderita osteoporosis karena
dapat menyebabkan patah. Olah raga bisa dilakukan sambil duduk.

Ada empat gerakan yang dilarang bagi penderita osteoporosis, melompat,
membungkuk dengan posisi punggung ke depan, seperti gerakan mengambil
sesuatu di lantai. Gerakan seperti itu bisa menyebabkan tulang punggung,
tulang pergelangan kaki dan tangan patah. Menggerakkan kaki ke samping
atau ke depan melawan beban dan berjalan di tempat licin atau tidak rata
serta
bebatuan tidak dianjurkan bagi penderita osteoporosis.

Empat gerakan yang dianjurkan adalah aerobik ringan, jalan kaki, berenang,
tidur terungkap dengan menaikkan kaki beberapa inci dari lantai beberapa
menit. Sebelum mulai berolah raga harus pemanasan terlebih dahulu
sekira 5-10 menit kemudian peregangan. Pada akhir olah raga dilakukan
pendinginan lebih lama tubuh menjadi lentur.

Jadi kesimpulan kiat jitu mencegah osteoporosis adalah berpola hidup
sehat, yakni mengonsumsi nutrisi yang seimbang, membiasakan diri berolah
raga, cukup istirahat, tidak merokok dan minum beralkohol, mengurangi
minum kopi dan gembira dalam setiap situasi (mengurangi stres).

By.kang dede